Sunday, June 21, 2020

Makalah Jaringan Nirkabel Tentang Satelit


BAB I

PENDAHULUAN

Satelit merupakan sebuah benda di angkasa yang berputar mengikuti rotasi bumi. Satelit dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan keguaananya seperti: satelit cuaca, satelit komonikasi, satelit iptek dan satelit militer. Untuk dapat beroperasi satelit diluncurkan ke orbitnya dengan bantuan roket. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, Perancis dan belakangan Cina, telah memiliki stasiun untuk melontarkan satelit ke orbitnya. Seluruh pergerakan satelit dipantau dari bumi atau yang lebih dikenal dengan stasiun pengendali. Cara kerja dari satelit yaitu dengan cara uplink dan downlink. Uplink yaitu transmisi yang dikirim dari bumi ke satelit, sedangkan downlink yaitu transmisi dari satelit ke stasiun bumi[1].
Komunikasi satelit pada dasarnya berfungsi sebagai repeater di langit. Satelit juga menggunakan transponder, yaitu sebuah alat untuk memungkinkan terjadinya komunikasi 2 arah. Umumnya komunikasi satelit menggunakan banyak tranponders. Contohnya Intelsat VIII menggunakan 44 transponders yang dapat mengakomodir 22.500 telepon sirkuit dan 3 channel TV, pada masa sekarang ini sampai bisa mengakomodir komunikasi di Asia dan Afrika[1].
Antena satelit sangat penting peranannya dalam jaringan komunikasi satelit. Karena benda yang ini berfungsi sebagai penerima transimisi di setiap kawasan di dunia. Sedangkan satellite spacing (penempatan satelit) digunakan agar dalam melakukan transmisi lebih mudah berdasarkan kawasannya. Sedangkan power system yang digunakan oleh satelit diperoleh melalui sinar matahari yang diubah ke bentuk listrik yang menggunakan Sel surya (Solar cells). Selain itu, satelit juga dilengkapi dengan sumber tenaga yang berdurasi 12 tahun yang merupakan bahan bakarnya agar dapat beroperasi.
Teknologi Satelit Komunikasi mempunyai  kemampuan untuk menyajikan dan menyampaikan bermacam-macam informasi sistem telekomunikasi. Apa yang terjadi di suatu tempat yang berjarak ribuan kilometer dapat disiarkan dari dan ke hampir seluruh tempat di permukaan bumi. Sebagai contoh siaran televisi dapat dipancarkan secara cepat ketempat-tempat terpencil di permukaan bumi hanya dengan menyediakan stasiun bumi ke sekeliling daerah yang berada di dalam cakupan satelit tersebut[2].
Proses pengiriman informasi berupa siaran televisi dari satu tempat baik secara domestik maupun interkontinental tidak akan dapat dilaksanakan bila menggunakan sistem kabel atau gelombang mikro dimana jarak lokasi jauh antara satu dengan yang lain. Apalagi bila jarak antara kedua tempat tersebut dipisahkan oleh hambatan fisik yang sulit sejauh kawasan pegunungan atau perairan, dimana jaraknya sangat jauh sampai beribu-ribu kilometer. Sistem pengiriman informasi siaran televisi menggunakan satelit tidaklah terpengaruhi oleh jarak maupun hambatan-hambatan fisik yang terletak diantara satu titik dengan titik lain yang dituju. Kita dapat memperoleh berita-berita dunia, pertandingan sepak bola dan penemuan-penemuan baru. Arus informasi yang dikirim dalam bentuk sinyal gelombang elektromagnetik tetap dengan bebas keluar dan masuk setiap rumah di bagian manapun di permukaan bumi[2].

BAB II

ISI

2.1.       Perkembangan Sistem Komunikasi Satelit

Komunikasi Satelit muncul pada Perang Dunia II yang merupakan pengembangan teknologi saat itu, Missiles dan  Microwaves, untuk dikombinasikan sebagai awal dari era komunikasi satelit[3].
Secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke tahun diantaranya:
1945 : Athur Clarke menerbitkan essay tentang “Extra Terrestial Relays”
1957 : Diluncurkan pertama kali satelit sputnic
1959 : Satelit cuaca pertama, Vaguard 2
1960 : Diluncurkan satelit komunikasi Refleksi ECHO
1963 : Diluncurkan satelit komunikasi Geostasioner SYNCOM
1965 : Komunikasi satelit Geostasioner komersial pertama di dunia, INTELSAT I
1976 : Satelit marisat untuk komumnikasi maritim dan peluncuran PALAPA
1982 : Sistem telepon dengan satelit mobile , INMARSAT 4
1988 : Sistem satelit dengan komunikasi data dan telepon mobile, INMARSAT C
1993 : Sistem telepon denga digital satelit
1998 : Sistem satelit Global untuk Small Mobile Phones.
1999 : Peluncuran Telkom – 1

2.2.       Sistem Kerja Komunikasi melalui Satelit

Cara Satelit komunikasi modern bekerja dapat dijelaskan pada tahap-tahap sebagai berikut:
1.        Tahap Satelit menerima sinyal radio dari stasiun bumi (up link)
Stasiun bumi mengirimkan data yang telah di encoding menjadi sinyal radio, melalui reflector parabola dipancarkan kearah satelit. Antena stasiun bumi diletakkan pada bagian outdoor dalam arah garis lurus ke satelit (line of sight) tanpa ada benda yang menghalangi. Pemancar menciptakan semburan energi kuat dalam bentuk gelombang radio yang dapat melakukan perjalanan melalui atmosfer bumi ke satelit di ruang angkasa, antena satelit yakni alat seperti piring melengkung (antenna parabola) menerima sinyal radio yang dipancarkan dari antena stasiun bumi. Sinyal radio dipancarkan dalam daya spectrum frekuensi yang telah ditentukan pada system komunikasi satelit yang digunakan. Proses pengiriman sinyal radio dari stasiun bumi ke satelit dikenal sebagai uplink     

2.        Tahap penglolahan sinyal di dalam transponder
Sinyal radio yang ditangkap oleh antena satelit diteruskan ke transponder. Di dalam transponder sinyal radio diproses oleh berbagai komponen elektrik seperti hal sebagai berikut:
·      Input Band pass filter menyeleksi batas band/rentang frekuensi sinyal radio input pada uplink,meloloskan frekuensi dalam kisaran tertentu yang diberlakukan pada system dan menolak (melemahkan) frekuensi di luar kisaran tersebut.
·      LNA ( Low Noise Amplifier ),  memperkuat sinyal radio input yang lemah  karena jarak besar yang dilalui sinyal radio yang diterima dari stasiun bumi
·      Frequency translator, menjabarkan dan mengkonversi frekuensi sinyal radio yang diterima (frekuensi uplink) menjadi  frekuensi yang ditentukan  untuk sinyal yang ditransmisikan (frekuensi downlink) ke stasiun bumi. Hal ini agar sinyal uplink dan sinyal downlink mengalir dengan sendiri-sendiri, tidak baur. 
·      Power amplifier berupa tabung perjalanan gelombang atau Travelling Wave Tube (TWT) sehingga juga dikenal sebagai TWTA (Traveling Wave Tube Amplifiers) atau amplifier solid state adalah tabung vakum khusus  memperkuat frekuensi radio (RF) sinyal untuk daya tinggi.
·      Output Band pass filter menyeleksi batas rentang frekuensi sinyal radio output pada downlink, meloloskan sinyal radio dengan rentang frekuensi yang tertentu.
·      Demux (demultiflexer) adalah switch digital dengan input tunggal (source) dan beberapa output (destinasi). Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian selectnya.
3.        Tahap  Satelit mentransmisikan /memancarkan kembali sinyal radio  ke bumi (downlink)
Sinyal radio yang telah mengalami proses penyempurnaan, penguatan dan pengaturan frekuensi downlink tertentu akan ditransmisikan kembali ke bumi melalui antena satelit.  Pada proses komunikasi satelit tidak ada merubah sinyal. Sinyal yang ditransmisikan tetap sama seperti yang diterima.Semua satelit memiliki komputer onboard untuk mengontrol dan memantau sistem yang berbeda - beda pada satelit seperti sistem radio dan antenna dll. Semua system memiliki sistem kontrol sikap yang membuat satelit bekerja dengan benar. Sinyal radio dikirimkan kembali oleh Satelit ke stasiun bumi sipengirim sinyal atau ke satasiun bumi lainnya sesuai fungsi dan peruntukan satelit yang telah diatur dalam pembuatannya. Sinyal diterima oleh antena stasiun bumi dan di decode oleh sebuah alat decoder untuk selanjutnya diproses oleh system computer sesuai peruntukannya.

2.3.       Bagian – Bagian Komunikasi Satelit

Berikut ini bagian bagian system komunikasi satelit telekomunikasi[2].
1.             Space Segment
Space segment (bagian yang berada di angkasa) terdiri dari
·           Struktur / Bus
·           Payload
·           Power Supply
·           Kontrol temperature
·           Kontrol attitude dan orbit
·           Sistem propulsi
·           Telemetry, Tracking, & Command (TT&C)
Space segment berguna untuk mengontrol dan memonitor satelit. Hal ini termasuk, tracking, telemetry dan command station (TT&C) bersama dengan satellite control centre, tempat operasional dari station-keeping dan checking fungsi vital dari satelit dilakukan. Gelombang radio yang ditransmisi oleh stasiun bumi, diterima oleh satelit. Link yang terbentuk disebut UPLINK. Satelit akan mentransmisi gelombang radio ke stasiun bumi penerima, dan link nya disebut DOWNLINK. Kualitas dari suatu link radio ditentukan oleh carrier-to-noise ratio. Kualitas dari overall link menentukan kualitas sinyal yang dikirim ke end user.
Pada prinsipnya satelit komunikasi merupakan stasiun pengulang (repeater)diangkasa. Sinyal-sinyal yang dikirim oleh antena di bumi setelah diterimadiperkuat oleh peralatan-peralatan di satelit kemudian dikirim kembali ke bumi.Keuntungan utama dari satelit komunikasi adalah daya tampung lalu lintastelekomunikasi yang besar dan fleksibel serta mempunyai daerah liputan yangluas di bumi. Subsistem - subsistem yang harus dimiliki oleh satelit :
1.        Sub-sistem Antena ; untuk memnerima dan memancarkan sinyal
2.        Transponder : peralatan-peralatan elektronik untuk menerima, memperkuatdan mengubah frekwensi sinyal-sinyal yang diterima dan dipancarkankembali ke bumi.
3.        Sub-sistem pembangkit daya listrik : untuk membangkitkan daya listrikyang dibutuhkan bagi satelit. d) Sub-sistem pengatur daya : untuk mengatur dan mengubah daya listrik yangdibangkitkanke dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkan oleh peralatan-peralatan elektronik.
4.        Sub-sistem komando dan telemetri : untuk memancarkan data-datatentang satelit ke bumi dan menerima komando (perintah-perintah) dari bumi.
5.        Sub-sistem pendorong (thrust) untuk mengatur perubahan-perubahanposisi dan ketinggian satelit agar bisa berada tetap pada posisi tertentudalam orbit. g) Sub-sistem stabilisasi : untuk menjaga agar antena-antena satelit dapatselalu mengarah ke sasaran yang tepat di bumi.
2.             Ground Segment
Ground segment (biasa disebut stasiun bumi) terdiri dari
·           User Terminal
·           SB Master
·           Jaringan.
Dari SB (stasiun bumi) langsung dihubungkan ke end user. Stasiun bumi dibedakan atas ukurannya yang bervariasi berdasarkan volume traffic yang dibawa oleh link satelit dan tipe trafiknya. Stasiun terbesar memiliki antena berdiameter 30 m (standard A dari Intelsat Network), yang terkecil memiliki diameter antena 0,6 m atau lebih kecil lagi berupa mobile station terminal. Sebagian stasiun berfungsi menerima dan mengirim, namun ada juga yang hanya menerima saja (RCVO station)
Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas :
1.        Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang berdungsi untuk mengendalikansatelit agar tetap ditempat yang diperintahkan, serta menjalankan fungsiyang dikomandokan.
2.        Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi yang dapat mengirimkan danmenerima sinyal-sinyal informasi dan siaran televisi
3.        Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan menerimasinyal-sinyal informasi tetapi hanya dapat menerima siaran televisi.
4.        Stasiun Bumi Bergerak (SBB) : stasiun bumi yang untuk keadaan daruratataupun khusus misalnya peliputan siaran TV secara langsung.
5.        Television Reception Only (TVRO) : stasiun bumi yang hanya dapatmenerima siaran televisi lewat satelit.

2.4.       Jenis – jenis Orbit

Beberapa jenis orbit satelit yaitu :
1.             LEO (Low Earth Orbit)
          Satelit jenis LEO merupakan satelit yang mempunyai ketinggian 320 – 800 km di atas permukaan bumi. Karena orbit mereka yang sangat dekat dengan bumi, satelit LEO harus mempunyai kecepatan yang sangat tinggi supaya tidak terlempar ke atmosfer. Kecepatan edar satelit LEO mencapai 27.359 Km/h untuk mengitari bumi dalam waktu 90 menit. Delay Time LEO sebesar 10 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi).
Aplikasi dari satelit jenis LEO ini biasanya dipakai pada sistem Remote Sensing dan Peramalan Cuaca karena jarak mereka dengan permukaan bumi yang tidak terlalu jauh. Pada masa sekarang satelit LEO yang mengorbit digunakan untuk aplikasi komunikasi selular. Karena jarak yang tidak terlalu jauh dan biaya yang murah, satelit LEO sangat banyak diluncurkan untuk berbagai macam aplikasi. Akibatnya bahwa jumlah satelit LEO sudah sangat padat, tercatat sekarang ada 8000 lebih satelit yang mengitari bumi pada orbit LEO. Satelit pada lingkaran low earth orbit ditempakan sekita 161 hingga 483 km dari permukaan bumi. Karena sifatnya yang terlalu dekat dengan permukaan bumi menyebabkan satelit ini akan bergerak sangat cepat untuk mencegah satelit tersebut terlempar keluar dari lintasan orbitnya. Satelit pada orbit ini akan bergerak sekitar 28163 km/jam. Satelit pada orbit ini dapat menyeselaikan satu putaran mengeliling bumi antara 30 menit hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya dapa terlihat oleh station bumi sekitar 10 menit.

Kelebihan LEO antara lain
1.        Latency atau delay rendah.
2.        Daerah lintang terbesar terdapat pada kutub utara dan selatan.
3.        Path loss kecil.
4.        Mudah diaplikasikan pada frekuensi reuse yang lebih besar.
5.        Pengendalian pada stasiun bumi berdaya kecil.
Kekurangan LEO
1.        Jumlah satelit banyak ( 50-70 satelit).
2.        Tidak efektif untuk cakupan nasional atau regional
3.        Luas cakupan daerah kecil.
4.        Karena kebutuhan jumlah satelit banyak, biaya peluncuran untuk menyebarkan mahal.
5.        Sulit dalam peluncuran dan mengoperasian karena jumlah satelit banyak.
6.        Lifetime orbital jauh lebih pendek daripada GEO dan MEO karena degradasi orbital.
Karakteristik LEO
·           Tinggi orbit: 200 – 3000 km, diatas permukaan bumi
·           Periode Orbit: 1.5 jam
·           Kecepatan putar: 27.000 km/jam
·           Waktu Tampak:
·           Delay Time: 10 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
·           Jumlah Satelit: 50 (Global Coverage)
·           Penggunaan: Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile) contohnya satelit Iridium dan Global Star.

2.             MEO (Medium Earth Orbit)
Satelit pada orbit ini merupakan satelit yang mempunyai ketinggian di atas 10000 km dengan aplikasi dan jenis yang sama seperti orbit LEO. Namun karena jarak yang sudah cukup jauh jumlah satelit pada orbit MEO tidaklah sebanyak satelit pada orbit LEO. Satelit jenis MEO ini mempunyai delay sebesar 60 – 80 ms. MEO, Medium Earth Orbit Satelit dengan ketinggian orbit menengah dengan ketinggian 9656 km hingga 19312 km dari permukaan bumi. Pada orbit ini satelit dapat terlihat oleh stasiun bumi lebih lama sekitar 2 jam atau lebih. Dan waktu yang diperlukan untuk menyeleseaikan satu putaran mengitari bumi adalah 2 jam hingga 4 jam.
Kelebihan MEO, antara lain
1.        Latency atau delay lebih rendah daripada GEO (tetapi lebih besar dari LEO).
2.        Penggunaan frekuensi reuse lebih baik dibanding dengan GEO (tetapi kurang dari LEO)
3.        Sedikit satelit untuk menyebarkan dan mengoperasikan dan lebih murah daripada sistem LEO (tapi lebih mahal dibandingkan dengan GEO).
4.        Lifetime satelit pada orbit MEO lebih lama dari sistem LEO (tetapi kurang dari GEO)
Kekurangan MEO, antar lain
1.        Jumlah satelit yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan GEO.
2.        Karena lebih banyak jumlahya, maka biaya peluncuran lebih mahal daripada GEO.
3.        Antena pengendalinya umumnya lebih mahal dan kompleks.
4.        Cakupan daerah sempit (yaitu: lautan, padang pasir, hutan)
Karakteristik MEO antara lain
1.        Tinggi orbit: sekitar 6.000 – 12.000 km, diatas permukaan bumi
2.        Periode Orbit: 5 – 12 jam
3.        Kecepatan putar: 19.000 km/jam
4.        Waktu Tampak: 2 – 4 jam per hari
5.        Delay Time: 80 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
6.        Jumlah Satelit: 10 – 12 (Global Coverage)
7.        Penggunaan: Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile) misalnya satelit Oddysey dan ICO.

3.             GEO ( Geostationery Earth Orbit)
Satelit GEO merupakan sebuah satelit yang ditempatkan dalam orbit yang posisinya tetap dengan posisi suatu titik di bumi. Karena mempunyai posisi yang tetap maka waktu edarnyapun sama dengan waktu rotasi bumi. Posisi orbit satelit GEO sejajar dengan garis khatulistiwa atau mempunyai titik lintang nol derajat.
Sebuah orbit geostasioner, atau Geostationary Earth Orbit (GEO), adalah orbit lingkaran yang berada 35.786 km (22.236 mil) di atas ekuator Bumi dan mengikuti arah rotasi bumi. Sebuah objek yang berada pada orbit ini akan memiliki periode orbit sama dengan periode rotasi Bumi, sehingga terlihat tak bergerak, pada posisi tetap di langit, bagi pengamat di bumi. Satelit komunikasi dan satelit cuaca sering diorbitkan pada orbit geostasioner, sehingga antena satelit yang berkomunikasi dengannya tidak harus berpindah untuk melacaknya, tetapi dapat menunjuk secara permanen pada posisi di langit di mana mereka berada. Sebuah orbit geostasioner adalah satu tipe orbit geosynchronous.
Gagasan tentang sebuah satelit geosynchronous untuk tujuan komunikasi pertama kali diterbitkan pada tahun1928 oleh Herman Potocnik. Ide orbit geostasioner pertama kali disebarkan pada skala luas dalam sebuah makalah tahun 1945 berjudul "Extra-Terrestrial Relay - Can Rocket Stations Give Worldwide Radio Coverage?" oleh penulis ilmu pengetahuan fiksi dari Inggris, Arthur C. Clarke, yang diterbitkan di majalah Dunia Wireless. Orbit, yang Clarke gambarkan sebagai orbit yang berguna untuk siaran dan relay komunikasi satelit, kadang-kadang disebut Orbit Clarke. Demikian pula, Sabuk Clarke adalah bagian dari ruang sekitar 35.786 km (22.000 mil) di atas permukaan laut, pada bidang Khatulistiwa, di mana geostasioner orbit dapat diimplementasikan. Orbit Clarke ini sekitar 265.000 km (165.000 mil) panjangnya.
Satelit GEO mempunyai jarak sebesar 35786 Km dari permukaan bumi. Keuntungan satelit orbit GEO ini salah satunya adalah dalam mentracking antena pengendalian dari suatu stasion bumi tidak perlu mengikuti pergerakan satelit karena satelit tersebut sama periodenya dengan rotasi bumi. Bandingkan dengan tracking antena pada satelit LEO yang harus mengikuti pergerakan satelitnya yang tidak sama dengan periode bumi berputar. Kerugian dari satelit orbit GEO adalah karena jarak yang sangat jauh dari permukaan bumi maka daya pancar sinyal haruslah tinggi dan sering terjadi delay yang cukup signifikan. Cakupan satelit GEO pun sebenarnya tidak mencakup semua posisi di permukaan bumi. Lokasi yang berada di kutub utara dan selatan tidak dapat terjangkau dengan menggunakan satelit GEO karena foot printnya yang terbatas.
Kelebihan GEO
1.        Stasiun pengendali tidak harus setiap saat melakukan track terhadap satelit.
2.        Hanya beberapa satelit cukup meng-cover seluruh lapisan bumi.
3.        Maksimal lifetime 15 tahun atau lebih.
Kekurangan GEO
1.        Delai propagasi yang cukup besar, berkisar antara 250 milidetik.
2.        Proses peluncuran satelit mahal karena berada pada orbit yang jauh. Antena penerima pada stasiun bumi harus berdiameter besar agar dapat menangkap sinyal/frekuensi yang dipancarkan.
Karakteristik GEO
·           Tinggi orbit: sekitar 35.800 km, di atas permukaan bumi
·           Periode Orbit: 24 jam
·           Kecepatan putar: 11.000 km/jam,
·           Waktu Tampak: Selalu tampak ( karena kecepatan putar satelit sama dengan kecepatan putar bumi
·           Delay Time: 250 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
·           Jumlah Satelit: 3 (Global Coverage)
·           Penggunaan: Banyak digunakan oleh satelit untuk sistem telekomunikasi tetap, seperti Palapa, Intelsat, Asiasat, dll

Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit:
1.        Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.
2.        Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
3.        Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub

2.5.       Kelebihan Komunikasi Satelit Dibandingkan Komunikasi Terestrial

Salah satu aplikasi satelit adalah pemanfaatannya sebagai sarana komunikasi. Satelit komunikasi mempunyai banyak keuntungan dibanding dengan sistem komunikasi terestrial[4]. Paling tidak ada 7 keunggulan satelit komunikasi dibanding dengan komunikasi terestrial. Keunggulan tersebut antara lain:
1.             Universal, artinya satelit komunikasi dapat digunakan dimana saja. Sebuah satelit mampu merangkum sampai 1/3 luas permukaan Bumi. Selain itu biaya yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dari biaya yang digunakan pada sistem komunikasi terestrial. Dengan konstelasi tiga satelit yang ditempatkan pada ketinggian tertentu maka seluruh permukaan Bumi dapat di jangkau
2.  Versatile, serba guna melalukan informasi dalam beragam bentuk, data, video, suara ataupun aplikasi multimedia lainnya mulai dari sarana hiburan, sampai ke jaringan selular dan warta berita. Akibat sifat serbaguna ini penggunaan satelit berdampak pada banyak hal;
a)        Memberikan kemudahan bagi dunia usaha dalam bertransaksi sekaligus melayani banyak pengguna secara simultan
b)        Memunculkan inovasi dan regulasi baru yang semakin lepas dari pengaturan kekuasaan 
c)        Infrastruktur komunikasi akan tersebar ke seluruh pelosok tanpa dibatasi oleh batas negara dan geografi. Menjadi alternatif pengganti sarana komunikasi terestrial dengan keunggulan teknologi yang lebih akurat dan biaya yang semakin murah 
3.   Reliable, handal dan dapat dipercaya. Satelit merupakan sarana yang bisa membantu kebutuhan dunia usaha untuk melakukan komunikasi secara cepat dan akurat, terutama pada kondisi dimana jaringan internet protocol, IP terrestrial sering bertabrakan dengan bermacam topologi jaringan  yang semrawut (congestion) dan parah (latency). Jaringan satelit dapat melayani ratusan lokasi dengan standard kualitas yang sama tanpa terhambat oleh batas-batas geografi
4.             Seamless, sempurna. Satelit sebagai media penyiaran membuat komunikasi terdistribusi secara simultan dan ideal dari sumbernya ke ribuan lokasi dalam tempo dan waktu yang bersamaan(real time)
5.             Fast, cepat tidak seperti komunikasi terrestrial yang lambat dan mahal. Jaringan satelit dapat menghubungkan kota, daerah dan tempat yang terisolir, melintasi daerah dimana penggunaan kabel tembaga dan serat optik menjadi mahal. Jaringan satelit dapat di set-up dengan cepat dalam melayani kebutuhan pasar
6.             Expandable, dapat diperluas skala jangkauannya termasuk juga kebutuhan akan lebar pita (bandwith), selain itu kebutuhan pengguna dapat dikoordinasikan dengan penjual dan pengembang dibandingkan dengan jaringan konvensional yang membutuhkan terminal baru yang tentu saja akan memerlukan biaya tambahan 
7.             Flexible, satelit dengan mudah bisa diintegrasikan dengan cara melengkapi, menambah maupun memperluas jaringan komunikasi. Memberikan solusi atas keterbatasan  infrastruktur maupun geografi yang sering ditemukan dalam komunikasi terrestrial

BAB III

KESIMPULAN

1.         Sistem komunikasi satelit adalah sistem komunikasi yang menggunakan media satelit sebagai komponen utamanya. Dalam sistem komunikasi ini, satelit difungsikan sebagai repeater dan pembagi jalur komunikasi agar satelit tersebut dapat digunakan bersama-sama namun tidak ada data atau informasi yang bercampur.
2.         Perkembangan Sistem Komunikasi Satelit secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke tahun di mulai dari tahun 1945 hingga tahun 1999 yaitu Peluncuran Telkom – 1.
3.         Jenis orbit satelit, yaitu LEO, MEO dan GEO.
4.         Space segment merupakan perangkat sistem komunikasi satelit yang berada diangkasa yaitu satelit. Satelit adalah obyek yang ditempatkan pada sebuah orbit dengan menggunakan kendaraan peluncur. Satelit akan bergerak mengelilingi bumi pada orbitnya.
5.         Ground segment merupakan suatu perangkat dari sistem komunikasi satelit yang diletakkan di bumi berupa stasiun bumi.
6.         Teknologi komunikasi satelit memiliki keunggulan dibanding dengan komunikasi terestrial, keunggulan tersebut antara lain Universal, Versatile, Reliable, Seamless, Fast, Expandable, Flexible.

DAFTAR PUSTAKA

[1]      S. Yulistianto, “Makalah sistem komunikasi satelit,” no. 128, 2016.
[2]      A. Susilo, “Perkembangan Teknologi Satelit,” andi susilo, pp. 1–4, 2002.
[3]      D. M. Sari, “Komunikasi satelit,” 2017.
[4]      S. Siregar, “Pendahuluan Satelit Komunikasi,” 2010.
Blogueni
Blogueni

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.