BAB I
PENDAHULUAN
Satelit
merupakan sebuah benda di angkasa yang berputar mengikuti rotasi bumi. Satelit
dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan keguaananya seperti: satelit cuaca,
satelit komonikasi, satelit iptek dan satelit militer. Untuk dapat beroperasi
satelit diluncurkan ke orbitnya dengan bantuan roket. Negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Rusia, Perancis dan belakangan Cina, telah memiliki stasiun
untuk melontarkan satelit ke orbitnya. Seluruh pergerakan satelit dipantau dari
bumi atau yang lebih dikenal dengan stasiun pengendali. Cara kerja dari satelit
yaitu dengan cara uplink dan downlink. Uplink yaitu transmisi yang dikirim dari bumi ke satelit, sedangkan
downlink yaitu transmisi dari satelit
ke stasiun bumi[1].
Komunikasi
satelit pada dasarnya berfungsi sebagai repeater
di langit. Satelit juga menggunakan transponder,
yaitu sebuah alat untuk memungkinkan terjadinya komunikasi 2 arah. Umumnya
komunikasi satelit menggunakan banyak tranponders.
Contohnya Intelsat VIII menggunakan 44 transponders
yang dapat mengakomodir 22.500 telepon sirkuit dan 3 channel TV, pada masa
sekarang ini sampai bisa mengakomodir komunikasi di Asia dan Afrika[1].
Antena satelit sangat penting peranannya
dalam jaringan komunikasi satelit. Karena benda yang ini berfungsi sebagai
penerima transimisi di setiap kawasan di dunia. Sedangkan satellite spacing (penempatan satelit) digunakan agar dalam
melakukan transmisi lebih mudah berdasarkan kawasannya. Sedangkan power system yang digunakan oleh satelit
diperoleh melalui sinar matahari yang diubah ke bentuk listrik yang menggunakan
Sel surya (Solar cells). Selain itu,
satelit juga dilengkapi dengan sumber tenaga yang berdurasi 12 tahun yang
merupakan bahan bakarnya agar dapat beroperasi.
Teknologi Satelit Komunikasi
mempunyai kemampuan untuk menyajikan dan
menyampaikan bermacam-macam informasi sistem telekomunikasi. Apa yang terjadi
di suatu tempat yang berjarak ribuan kilometer dapat disiarkan dari dan ke
hampir seluruh tempat di permukaan bumi. Sebagai contoh siaran televisi dapat
dipancarkan secara cepat ketempat-tempat terpencil di permukaan bumi hanya
dengan menyediakan stasiun bumi ke sekeliling daerah yang berada di dalam
cakupan satelit tersebut[2].
Proses pengiriman informasi berupa
siaran televisi dari satu tempat baik secara domestik maupun interkontinental
tidak akan dapat dilaksanakan bila menggunakan sistem kabel atau gelombang
mikro dimana jarak lokasi jauh antara satu dengan yang lain. Apalagi bila jarak
antara kedua tempat tersebut dipisahkan oleh hambatan fisik yang sulit sejauh
kawasan pegunungan atau perairan, dimana jaraknya sangat jauh sampai
beribu-ribu kilometer. Sistem pengiriman informasi siaran televisi menggunakan
satelit tidaklah terpengaruhi oleh jarak maupun hambatan-hambatan fisik yang
terletak diantara satu titik dengan titik lain yang dituju. Kita dapat
memperoleh berita-berita dunia, pertandingan sepak bola dan penemuan-penemuan
baru. Arus informasi yang dikirim dalam bentuk sinyal gelombang elektromagnetik
tetap dengan bebas keluar dan masuk setiap rumah di bagian manapun di permukaan
bumi[2].
BAB II
ISI
2.1.
Perkembangan Sistem Komunikasi
Satelit
Komunikasi Satelit muncul pada Perang Dunia II yang
merupakan pengembangan teknologi saat itu, Missiles dan Microwaves, untuk
dikombinasikan sebagai awal dari era komunikasi satelit[3].
Secara
garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke tahun diantaranya:
1945
: Athur Clarke menerbitkan essay tentang “Extra Terrestial Relays”
1957
: Diluncurkan pertama kali satelit sputnic
1959
: Satelit cuaca pertama, Vaguard 2
1960
: Diluncurkan satelit komunikasi Refleksi ECHO
1963
: Diluncurkan satelit komunikasi Geostasioner SYNCOM
1965
: Komunikasi satelit Geostasioner komersial pertama di dunia, INTELSAT I
1976
: Satelit marisat untuk komumnikasi maritim dan peluncuran PALAPA
1982
: Sistem telepon dengan satelit mobile , INMARSAT 4
1988
: Sistem satelit dengan komunikasi data dan telepon mobile, INMARSAT C
1993
: Sistem telepon denga digital satelit
1998
: Sistem satelit Global untuk Small Mobile Phones.
1999
: Peluncuran Telkom – 1
2.2.
Sistem Kerja Komunikasi melalui
Satelit
Cara Satelit
komunikasi modern bekerja dapat dijelaskan pada tahap-tahap sebagai
berikut:
1.
Tahap Satelit menerima sinyal radio dari stasiun bumi (up link)
Stasiun bumi mengirimkan data yang telah di encoding menjadi
sinyal radio, melalui reflector parabola dipancarkan kearah satelit. Antena
stasiun bumi diletakkan pada bagian outdoor dalam arah garis lurus ke
satelit (line of sight) tanpa ada benda yang menghalangi. Pemancar
menciptakan semburan energi kuat dalam bentuk gelombang radio yang dapat
melakukan perjalanan melalui atmosfer bumi ke satelit di ruang angkasa, antena
satelit yakni alat seperti piring melengkung (antenna parabola) menerima
sinyal radio yang dipancarkan dari antena stasiun bumi. Sinyal radio
dipancarkan dalam daya spectrum frekuensi yang telah ditentukan pada system
komunikasi satelit yang digunakan. Proses pengiriman sinyal radio dari stasiun
bumi ke satelit dikenal sebagai uplink
2.
Tahap penglolahan sinyal di dalam transponder
Sinyal radio yang ditangkap oleh antena satelit diteruskan ke
transponder. Di dalam transponder sinyal radio diproses oleh berbagai
komponen elektrik seperti hal sebagai berikut:
· Input Band pass
filter menyeleksi
batas band/rentang frekuensi sinyal radio input pada uplink,meloloskan
frekuensi dalam kisaran tertentu yang diberlakukan pada system dan menolak
(melemahkan) frekuensi di luar kisaran tersebut.
· LNA ( Low Noise
Amplifier ), memperkuat sinyal radio input yang lemah karena
jarak besar yang dilalui sinyal radio yang diterima dari stasiun bumi
· Frequency translator, menjabarkan
dan mengkonversi frekuensi sinyal radio yang diterima (frekuensi
uplink) menjadi frekuensi yang ditentukan untuk sinyal yang
ditransmisikan (frekuensi downlink) ke stasiun bumi. Hal ini agar sinyal
uplink dan sinyal downlink mengalir dengan sendiri-sendiri, tidak baur.
· Power amplifier berupa
tabung perjalanan gelombang atau Travelling Wave Tube (TWT)
sehingga juga dikenal sebagai TWTA (Traveling Wave Tube Amplifiers) atau
amplifier solid
state adalah tabung vakum khusus memperkuat frekuensi radio (RF)
sinyal untuk daya tinggi.
· Output Band pass
filter menyeleksi batas rentang frekuensi sinyal radio output pada downlink,
meloloskan sinyal radio dengan rentang frekuensi yang tertentu.
· Demux
(demultiflexer) adalah switch digital dengan input tunggal (source) dan
beberapa output (destinasi). Signal pada bagian input ini akan disalurkan
ke bagian output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada
bagian selectnya.
3.
Tahap Satelit mentransmisikan /memancarkan kembali sinyal
radio ke bumi (downlink)
Sinyal radio yang
telah mengalami proses penyempurnaan, penguatan dan pengaturan frekuensi
downlink tertentu akan ditransmisikan kembali ke bumi melalui antena
satelit. Pada proses komunikasi satelit tidak ada merubah sinyal.
Sinyal yang ditransmisikan tetap sama seperti yang diterima.Semua satelit
memiliki komputer onboard untuk mengontrol dan memantau sistem yang berbeda -
beda pada satelit seperti sistem radio dan antenna dll. Semua system memiliki
sistem kontrol sikap yang membuat satelit bekerja dengan benar. Sinyal radio
dikirimkan kembali oleh Satelit ke stasiun bumi sipengirim sinyal atau ke
satasiun bumi lainnya sesuai fungsi dan peruntukan satelit yang telah diatur
dalam pembuatannya. Sinyal diterima oleh antena stasiun bumi
dan di decode oleh sebuah alat decoder untuk selanjutnya
diproses oleh system computer sesuai peruntukannya.
2.3.
Bagian – Bagian Komunikasi Satelit
Berikut
ini bagian bagian system komunikasi satelit telekomunikasi[2].
1.
Space Segment
Space
segment (bagian yang berada di angkasa) terdiri dari
·
Struktur / Bus
·
Payload
·
Power Supply
·
Kontrol temperature
·
Kontrol attitude dan orbit
·
Sistem propulsi
·
Telemetry, Tracking, & Command
(TT&C)
Space
segment berguna untuk mengontrol dan memonitor satelit. Hal ini termasuk,
tracking, telemetry dan command station (TT&C) bersama dengan satellite
control centre, tempat operasional dari station-keeping dan checking fungsi
vital dari satelit dilakukan. Gelombang radio yang ditransmisi oleh stasiun
bumi, diterima oleh satelit. Link yang terbentuk disebut UPLINK. Satelit akan
mentransmisi gelombang radio ke stasiun bumi penerima, dan link nya disebut
DOWNLINK. Kualitas dari suatu link radio ditentukan oleh carrier-to-noise
ratio. Kualitas dari overall link menentukan kualitas sinyal yang dikirim ke
end user.
Pada
prinsipnya satelit komunikasi merupakan stasiun pengulang (repeater)diangkasa.
Sinyal-sinyal yang dikirim oleh antena di bumi setelah diterimadiperkuat oleh
peralatan-peralatan di satelit kemudian dikirim kembali ke bumi.Keuntungan
utama dari satelit komunikasi adalah daya tampung lalu lintastelekomunikasi
yang besar dan fleksibel serta mempunyai daerah liputan yangluas di bumi.
Subsistem - subsistem yang harus dimiliki oleh satelit :
1.
Sub-sistem Antena ; untuk memnerima
dan memancarkan sinyal
2.
Transponder : peralatan-peralatan
elektronik untuk menerima, memperkuatdan mengubah frekwensi sinyal-sinyal yang
diterima dan dipancarkankembali ke bumi.
3.
Sub-sistem pembangkit daya
listrik : untuk membangkitkan daya listrikyang dibutuhkan bagi satelit. d)
Sub-sistem pengatur daya : untuk mengatur dan mengubah daya listrik
yangdibangkitkanke dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkan oleh peralatan-peralatan
elektronik.
4.
Sub-sistem komando dan telemetri :
untuk memancarkan data-datatentang satelit ke bumi dan menerima komando
(perintah-perintah) dari bumi.
5.
Sub-sistem pendorong (thrust) untuk
mengatur perubahan-perubahanposisi dan ketinggian satelit agar bisa berada
tetap pada posisi tertentudalam orbit. g) Sub-sistem stabilisasi : untuk
menjaga agar antena-antena satelit dapatselalu mengarah ke sasaran yang tepat
di bumi.
2.
Ground Segment
Ground segment (biasa disebut stasiun bumi) terdiri
dari
·
User Terminal
·
SB Master
·
Jaringan.
Dari
SB (stasiun bumi) langsung dihubungkan ke end user. Stasiun bumi dibedakan atas
ukurannya yang bervariasi berdasarkan volume traffic yang dibawa oleh link
satelit dan tipe trafiknya. Stasiun terbesar memiliki antena berdiameter 30 m
(standard A dari Intelsat Network), yang terkecil memiliki diameter antena 0,6
m atau lebih kecil lagi berupa mobile station terminal. Sebagian stasiun
berfungsi menerima dan mengirim, namun ada juga yang hanya menerima saja (RCVO
station)
Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan
atas :
1.
Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi
yang berdungsi untuk mengendalikansatelit agar tetap ditempat yang
diperintahkan, serta menjalankan fungsiyang dikomandokan.
2.
Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi
yang dapat mengirimkan danmenerima sinyal-sinyal informasi dan siaran televisi
3.
Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi
yang dapat mengirimkan dan menerimasinyal-sinyal informasi tetapi hanya dapat
menerima siaran televisi.
4.
Stasiun Bumi Bergerak (SBB) :
stasiun bumi yang untuk keadaan daruratataupun khusus misalnya peliputan siaran
TV secara langsung.
5.
Television Reception Only (TVRO) :
stasiun bumi yang hanya dapatmenerima siaran televisi lewat satelit.
2.4.
Jenis – jenis Orbit
Beberapa jenis orbit satelit yaitu :
1.
LEO (Low Earth
Orbit)
Satelit
jenis LEO merupakan satelit yang mempunyai ketinggian 320 – 800 km di atas
permukaan bumi. Karena orbit mereka yang sangat dekat dengan bumi, satelit LEO
harus mempunyai kecepatan yang sangat tinggi supaya tidak terlempar ke
atmosfer. Kecepatan edar satelit LEO mencapai 27.359 Km/h untuk mengitari bumi
dalam waktu 90 menit. Delay Time LEO sebesar 10 ms ( Waktu perambatan gelombang
dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi).
Aplikasi
dari satelit jenis LEO ini biasanya dipakai pada sistem Remote Sensing dan
Peramalan Cuaca karena jarak mereka dengan permukaan bumi yang tidak terlalu
jauh. Pada masa sekarang satelit LEO yang mengorbit digunakan untuk aplikasi
komunikasi selular. Karena jarak yang tidak terlalu jauh dan biaya yang murah,
satelit LEO sangat banyak diluncurkan untuk berbagai macam aplikasi. Akibatnya
bahwa jumlah satelit LEO sudah sangat padat, tercatat sekarang ada 8000 lebih
satelit yang mengitari bumi pada orbit LEO. Satelit pada lingkaran low earth
orbit ditempakan sekita 161 hingga 483 km dari permukaan bumi. Karena
sifatnya yang terlalu dekat dengan permukaan bumi menyebabkan satelit ini akan
bergerak sangat cepat untuk mencegah satelit tersebut terlempar keluar dari
lintasan orbitnya. Satelit pada orbit ini akan bergerak sekitar
28163 km/jam. Satelit pada orbit ini dapat menyeselaikan satu putaran
mengeliling bumi antara 30 menit hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya
dapa terlihat oleh station bumi sekitar 10 menit.
Kelebihan LEO antara lain
1.
Latency atau delay rendah.
2.
Daerah lintang terbesar terdapat pada
kutub utara dan selatan.
3.
Path loss kecil.
4.
Mudah diaplikasikan pada frekuensi reuse
yang lebih besar.
5.
Pengendalian pada stasiun bumi berdaya
kecil.
Kekurangan LEO
1.
Jumlah satelit banyak ( 50-70 satelit).
2.
Tidak efektif untuk cakupan nasional
atau regional
3.
Luas cakupan daerah kecil.
4.
Karena kebutuhan jumlah satelit banyak,
biaya peluncuran untuk menyebarkan mahal.
5.
Sulit dalam peluncuran dan mengoperasian
karena jumlah satelit banyak.
6.
Lifetime orbital jauh lebih pendek
daripada GEO dan MEO karena degradasi orbital.
Karakteristik LEO
·
Tinggi orbit: 200 – 3000 km, diatas
permukaan bumi
·
Periode Orbit: 1.5 jam
·
Kecepatan putar: 27.000 km/jam
·
Waktu Tampak:
·
Delay Time: 10 ms ( Waktu perambatan
gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
·
Jumlah Satelit: 50 (Global Coverage)
·
Penggunaan: Satelit Citra, Cuaca,
Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile) contohnya satelit Iridium
dan Global Star.
2.
MEO (Medium
Earth Orbit)
Satelit
pada orbit ini merupakan satelit yang mempunyai ketinggian di atas
10000 km dengan aplikasi dan jenis yang sama seperti orbit LEO. Namun
karena jarak yang sudah cukup jauh jumlah satelit pada orbit MEO tidaklah
sebanyak satelit pada orbit LEO. Satelit jenis MEO ini mempunyai delay sebesar
60 – 80 ms. MEO, Medium Earth Orbit Satelit dengan ketinggian orbit menengah
dengan ketinggian 9656 km hingga 19312 km dari permukaan bumi. Pada
orbit ini satelit dapat terlihat oleh stasiun bumi lebih lama sekitar 2 jam
atau lebih. Dan waktu yang diperlukan untuk menyeleseaikan satu putaran
mengitari bumi adalah 2 jam hingga 4 jam.
Kelebihan MEO, antara lain
1.
Latency atau delay lebih rendah daripada
GEO (tetapi lebih besar dari LEO).
2.
Penggunaan frekuensi reuse lebih baik
dibanding dengan GEO (tetapi kurang dari LEO)
3.
Sedikit satelit untuk menyebarkan dan
mengoperasikan dan lebih murah daripada sistem LEO (tapi lebih mahal
dibandingkan dengan GEO).
4.
Lifetime satelit pada orbit MEO lebih
lama dari sistem LEO (tetapi kurang dari GEO)
Kekurangan MEO, antar lain
1.
Jumlah satelit yang dibutuhkan lebih
banyak dibandingkan GEO.
2.
Karena lebih banyak jumlahya, maka biaya
peluncuran lebih mahal daripada GEO.
3.
Antena pengendalinya umumnya lebih mahal
dan kompleks.
4.
Cakupan daerah sempit (yaitu: lautan,
padang pasir, hutan)
Karakteristik MEO antara
lain
1.
Tinggi orbit: sekitar 6.000 –
12.000 km, diatas permukaan bumi
2.
Periode Orbit: 5 – 12 jam
3.
Kecepatan putar: 19.000 km/jam
4.
Waktu Tampak: 2 – 4 jam per hari
5.
Delay Time: 80 ms ( Waktu perambatan
gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
6.
Jumlah Satelit: 10 – 12 (Global
Coverage)
7.
Penggunaan: Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata,
sistem telekomunikasi bergerak (mobile) misalnya satelit Oddysey dan ICO.
3.
GEO (
Geostationery Earth Orbit)
Satelit
GEO merupakan sebuah satelit yang ditempatkan dalam orbit yang posisinya tetap
dengan posisi suatu titik di bumi. Karena mempunyai posisi yang tetap maka
waktu edarnyapun sama dengan waktu rotasi bumi. Posisi orbit satelit GEO
sejajar dengan garis khatulistiwa atau mempunyai titik lintang nol derajat.
Sebuah
orbit geostasioner, atau Geostationary Earth Orbit (GEO), adalah orbit
lingkaran yang berada 35.786 km (22.236 mil) di atas ekuator Bumi dan
mengikuti arah rotasi bumi. Sebuah objek yang berada pada orbit ini akan
memiliki periode orbit sama dengan periode rotasi Bumi, sehingga terlihat tak
bergerak, pada posisi tetap di langit, bagi pengamat di bumi. Satelit
komunikasi dan satelit cuaca sering diorbitkan pada orbit geostasioner,
sehingga antena satelit yang berkomunikasi dengannya tidak harus berpindah
untuk melacaknya, tetapi dapat menunjuk secara permanen pada posisi di langit
di mana mereka berada. Sebuah orbit geostasioner adalah satu tipe orbit
geosynchronous.
Gagasan
tentang sebuah satelit geosynchronous untuk tujuan komunikasi pertama kali
diterbitkan pada tahun1928 oleh Herman Potocnik. Ide orbit geostasioner pertama
kali disebarkan pada skala luas dalam sebuah makalah tahun 1945 berjudul
"Extra-Terrestrial Relay - Can Rocket Stations Give Worldwide Radio
Coverage?" oleh penulis ilmu pengetahuan fiksi dari Inggris, Arthur C.
Clarke, yang diterbitkan di majalah Dunia Wireless. Orbit, yang Clarke
gambarkan sebagai orbit yang berguna untuk siaran dan relay komunikasi satelit,
kadang-kadang disebut Orbit Clarke. Demikian pula, Sabuk Clarke adalah bagian
dari ruang sekitar 35.786 km (22.000 mil) di atas permukaan laut, pada
bidang Khatulistiwa, di mana geostasioner orbit dapat diimplementasikan. Orbit
Clarke ini sekitar 265.000 km (165.000 mil) panjangnya.
Satelit
GEO mempunyai jarak sebesar 35786 Km dari permukaan bumi. Keuntungan satelit
orbit GEO ini salah satunya adalah dalam mentracking antena pengendalian dari
suatu stasion bumi tidak perlu mengikuti pergerakan satelit karena satelit
tersebut sama periodenya dengan rotasi bumi. Bandingkan dengan tracking antena
pada satelit LEO yang harus mengikuti pergerakan satelitnya yang tidak sama
dengan periode bumi berputar. Kerugian dari satelit orbit GEO adalah karena
jarak yang sangat jauh dari permukaan bumi maka daya pancar sinyal haruslah
tinggi dan sering terjadi delay yang cukup signifikan. Cakupan satelit GEO pun
sebenarnya tidak mencakup semua posisi di permukaan bumi. Lokasi yang berada di
kutub utara dan selatan tidak dapat terjangkau dengan menggunakan satelit GEO
karena foot printnya yang terbatas.
Kelebihan GEO
1.
Stasiun pengendali tidak harus setiap
saat melakukan track terhadap satelit.
2.
Hanya beberapa satelit cukup meng-cover
seluruh lapisan bumi.
3.
Maksimal lifetime 15 tahun atau lebih.
Kekurangan GEO
1.
Delai propagasi yang cukup besar,
berkisar antara 250 milidetik.
2.
Proses peluncuran satelit mahal karena
berada pada orbit yang jauh. Antena penerima pada stasiun bumi harus
berdiameter besar agar dapat menangkap sinyal/frekuensi yang dipancarkan.
Karakteristik GEO
·
Tinggi orbit: sekitar 35.800 km, di
atas permukaan bumi
·
Periode Orbit: 24 jam
·
Kecepatan putar: 11.000 km/jam,
·
Waktu Tampak: Selalu tampak ( karena
kecepatan putar satelit sama dengan kecepatan putar bumi
·
Delay Time: 250 ms ( Waktu perambatan
gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
·
Jumlah Satelit: 3 (Global Coverage)
·
Penggunaan: Banyak digunakan oleh
satelit untuk sistem telekomunikasi tetap, seperti Palapa, Intelsat, Asiasat,
dll
Orbit
berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit:
1.
Orbit Molniya, orbit satelit dengan
perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.
2.
Orbit Sunsynchronous, orbit satelit
dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam
lokal yang sama.
3.
Orbit Polar, orbit satelit yang
melintasi kutub
2.5.
Kelebihan Komunikasi Satelit
Dibandingkan Komunikasi Terestrial
Salah
satu aplikasi satelit adalah pemanfaatannya sebagai sarana komunikasi. Satelit
komunikasi mempunyai banyak keuntungan dibanding dengan sistem komunikasi
terestrial[4]. Paling tidak
ada 7 keunggulan satelit komunikasi dibanding dengan komunikasi terestrial.
Keunggulan tersebut antara lain:
1.
Universal,
artinya satelit komunikasi dapat digunakan dimana saja. Sebuah satelit mampu
merangkum sampai 1/3 luas permukaan Bumi. Selain itu biaya yang dibutuhkan jauh
lebih sedikit dari biaya yang digunakan pada sistem komunikasi terestrial.
Dengan konstelasi tiga satelit yang ditempatkan pada ketinggian tertentu maka
seluruh permukaan Bumi dapat di jangkau
2. Versatile,
serba guna melalukan informasi dalam beragam bentuk, data, video, suara ataupun
aplikasi multimedia lainnya mulai dari sarana hiburan, sampai ke jaringan
selular dan warta berita. Akibat sifat serbaguna ini penggunaan satelit
berdampak pada banyak hal;
a)
Memberikan kemudahan bagi dunia usaha
dalam bertransaksi sekaligus melayani banyak pengguna secara simultan
b)
Memunculkan inovasi dan regulasi baru
yang semakin lepas dari pengaturan kekuasaan
c)
Infrastruktur komunikasi akan tersebar
ke seluruh pelosok tanpa dibatasi oleh batas negara dan geografi. Menjadi
alternatif pengganti sarana komunikasi terestrial dengan keunggulan teknologi
yang lebih akurat dan biaya yang semakin murah
3. Reliable,
handal dan dapat dipercaya. Satelit merupakan sarana yang bisa membantu
kebutuhan dunia usaha untuk melakukan komunikasi secara cepat dan akurat,
terutama pada kondisi dimana jaringan internet protocol, IP terrestrial sering
bertabrakan dengan bermacam topologi jaringan
yang semrawut (congestion) dan parah (latency). Jaringan satelit dapat
melayani ratusan lokasi dengan standard kualitas yang sama tanpa terhambat oleh
batas-batas geografi
4.
Seamless,
sempurna. Satelit sebagai media penyiaran membuat komunikasi terdistribusi
secara simultan dan ideal dari sumbernya ke ribuan lokasi dalam tempo dan waktu
yang bersamaan(real time)
5.
Fast,
cepat tidak seperti komunikasi terrestrial yang lambat dan mahal. Jaringan
satelit dapat menghubungkan kota, daerah dan tempat yang terisolir, melintasi
daerah dimana penggunaan kabel tembaga dan serat optik menjadi mahal. Jaringan
satelit dapat di set-up dengan cepat dalam melayani kebutuhan pasar
6.
Expandable,
dapat diperluas skala jangkauannya termasuk juga kebutuhan akan lebar pita
(bandwith), selain itu kebutuhan pengguna dapat dikoordinasikan dengan penjual
dan pengembang dibandingkan dengan jaringan konvensional yang membutuhkan
terminal baru yang tentu saja akan memerlukan biaya tambahan
7.
Flexible,
satelit dengan mudah bisa diintegrasikan dengan cara melengkapi, menambah
maupun memperluas jaringan komunikasi. Memberikan solusi atas keterbatasan infrastruktur maupun geografi yang sering
ditemukan dalam komunikasi terrestrial
BAB III
KESIMPULAN
1.
Sistem komunikasi satelit adalah sistem
komunikasi yang menggunakan media satelit sebagai komponen utamanya. Dalam
sistem komunikasi ini, satelit difungsikan sebagai repeater dan pembagi jalur
komunikasi agar satelit tersebut dapat digunakan bersama-sama namun tidak ada
data atau informasi yang bercampur.
2.
Perkembangan Sistem Komunikasi
Satelit secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke
tahun di mulai dari tahun 1945 hingga tahun 1999 yaitu Peluncuran Telkom – 1.
3.
Jenis orbit satelit, yaitu LEO, MEO dan
GEO.
4.
Space segment merupakan perangkat sistem
komunikasi satelit yang berada diangkasa yaitu satelit. Satelit adalah obyek
yang ditempatkan pada sebuah orbit dengan menggunakan kendaraan peluncur.
Satelit akan bergerak mengelilingi bumi pada orbitnya.
5.
Ground segment merupakan suatu perangkat
dari sistem komunikasi satelit yang diletakkan di bumi berupa stasiun bumi.
6.
Teknologi
komunikasi satelit memiliki keunggulan dibanding dengan
komunikasi terestrial, keunggulan tersebut antara lain Universal, Versatile, Reliable, Seamless, Fast, Expandable, Flexible.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Yulistianto,
“Makalah sistem komunikasi satelit,” no. 128, 2016.
[2] A. Susilo, “Perkembangan Teknologi
Satelit,” andi susilo, pp. 1–4, 2002.
[3] D. M. Sari, “Komunikasi satelit,” 2017.
[4] S. Siregar, “Pendahuluan Satelit
Komunikasi,” 2010.